« Home | RAPAT KERJA PENGURUS BEM FAPERTA UNAND » | UP GRADING PENGURUS BEM » | PELANTIKAN PENGURUS BEM FAPERTA 2006-2007 » | SILATURAHMI DENGAN WAKIL DEKAN III FP-UA » | Welcome to BEM Diary Online »

DINAS KAJIAN PERTANIAN ADAKAN DISKUSI PUBLIK

Dinas Kajian Pertanian Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universtas Andalas (BEM FP UA) mengadakan diskusi pada Kamis/20 April 2006 di Plaza HPT Fakultas Pertanian Unand Limau Manih. Diskusi kali ini membahas tema ‘Harga Beras Ibarat Dua Mata Pisau’ dengan pembicara DR. Endry Martius, M.Sc dosen jurusan SOSEK FPUA dan dimoderatori oleh Adiyat Rusdi. Dan dihadiri oleh lebih kurang 43 peserta.
Realita menunjukkan ketika harga beras naik konsumen mengeluh sedangkan ketika harga beras turun produsen yang dalam hal ini adalah petani mengeluh. Oleh karena itu menurut pembicara pemerintah harus memberikan campur tangan dengan kebijakan yang berijtihad (berlandaskan pada kebenaran) dan tidak atas kepentingan sebagian orang sehingga menimbulkan ketidakadilan bagi masyarakat.
Pertanian adalah sektor yang membutuhkan biaya tinggi. Oleh karena itu harus ada alokasi dana yang besar dari pemerintah untuk mendukungnya sebagaimana yang dilakukan di negara maju. Pemerintah Amerika misalnya, memberikan insentif kepada petani yang mau menanam komoditi padi sebesar US $100.000 kontan. Di Jepang pemerintahnya membeli produk pertanian dengan harga 12 kali harga pasar kepada petani dan menjualnya kembali kepada masyarakat dengan harga murah. Jika pemerintah Indonesia tidak melakukan hal serupa maka petani kita tidak akan mampu bersaing dengan petani dari luar negeri. Beras-beras impor akan membanjiri pasar dalam negeri dengan harga murah. Akibatnya petani domestik tidak mau lagi menanam padi atau terjadi alih fungsi lahan ke sektor lain. Akhirnya Indonesia akan dipermainkan oleh negara luar dengan komoditi beras karena dalam mengimpor beras kita membayarnya dengan mata uang asing. Suatu saat mata uang asing tersebut bisa saja dipermainkan oleh ‘Soros-Soros’ seperti pada awal krisis tahun 1997. Pemerintah jangan menganggap alokasi dana ini sebagai kerugian tapi sebagai dana untuk menjaga keamanan negara karena suatu negara yang rakyatnya kelaparan rawan tindak kejahatan.
Solusi lain adalah kita harus mengurangi ketergantungan terhadap beras. Kondisi saat ini harga produk pertanian lain yang bisa digunakan sebagai sumber karbohidrat sangat murah. Disamping itu sumber makanan yang beragam baik untuk kesehatan karena masing-masing makanan tersebut memiliki kelebihan.
Menurut Mila Silsia, Kepala Dinas Kaperta diskusi ini akan diadakan satu kali dua minggu. Pembicara yang diundang adalah dosen-dosen Fakultas atau pembicara dari luar dengan skala Propinsi. Dalam kepengurusan ini pengurus juga berencana untuk mengadakan diskusi tingkat nasional. Adapun pembahasan dalam diskusi adalah tema-tema terkini tentang pertanian. adi

Links