picture : KPPM 2006
Pengabdian pada masyarakat… apa gunanya kita sebagai mahasiswa jika tidak mau mengabdi pada masyarakat untuk membagi ilmu pengetahuan kepada masyarakat yang memerlukan, walaupun kita baru hanya menginjakkan kaki di fakultas pertanian.
KPPM ini diadakan setiap satu tahun sekali. Untuk tahun 2004 kemarin KPPM dilaksanakan di Batu Sangkar dan pada tahun 2005 dilaksanakan di Kecamatan Kampung dalam Padang Pariaman yang merupakan kota kelapa.
Selama 4 hari 3 malam acara ini dilaksanakan dan diikuti wajib oleh seluruh mahasiswa Fakultas Pertanian angkatan 2005. Acara KPPM ini dilepas dari Fakultas Pertanian oleh bapak Pembantu Dekan III Dr. Ir. H. Nasrez Akhir, MS dengan cuaca di hari kamis siang yang cerah seperti cerahnya wajah angkatan 2005 menyambut acara KPPM tersebut.
Acara pelepasan pun berakhir dengan bus Universitas Andalas pun satu per satu memasuki kawasan Fakultas Pertanian untuk mengantar mahasiswa ke lokasi perkemahan KPPM. Mahasiswa pun berlarian menghampiri bus untuk berebut tempat duduk dengan wajah ceria dan penuh semangat menuju lokasi KPPM. Dalam perjalanan bus berlomba-lomba untuk memperoleh tempat terdepan dengan disambut teriakan mahasiswa saat melewati bus yang dilaluinya.
Adzan magrib kami tiba di kecamatan Kampung Dalam untuk melakukan shalat magrib berjamaah, detik-detik bus mau berangkat terjadi masalah kecil di tempat lokasi yang membuat supir pun marah. ”Kenapa bapak harus menunggu?”, ujar salah seorang supir. Terjadi debat kusir antara panitia dan bapak supir tersebut tapi akhirnya dapat terselesaikan.
Setelah 15 menit menunggu, bus kembali berangkat ke lokasi dan tiba mahasiswa di lokasi pukul 21.00 WIB dengan wajah lelah dan perut yang lapar melilit setiap mahasiswa. Beberapa menit kemudian tibalah truk yang membawa tas mereka ke lokasi. Sebanyak 353 tas dan kotak-kotak yang berisi makanan di dalamnya diturunkan panitia dan kru BEM dari truk. Kali ini aku melihat mahasiswa cowok bawa hanger dan makanan cemilan dalam kotak TV. Ujar Achmad mahasiswa HPT ’03. Ini kemping atau mau pindahan? Kata beberapa panitia.
Waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB diiringi mata mengantuk tapi tidak bisa tidur karena perut lapar. Akhirnya dengan indomie ditambah nasi yang dimasak oleh panitia konsumsi dapat menghilangkan rasa lapar di malam yang dingin untuk sesaat. Panitia dan seluruh mahasiswa tertidur lelap setelah perut terisi. Suara adzan subuh nan indah membangunkan kami semua dan shalat berjamaah di tengah lapangan. Pagi harinya dengan suara kicauan burung menyambut datangnya pagi, mahasiswa mandi di sungai yang jernih. ”Segar betul, airnya dingin”ujar Gubernur BEM.
Pukul 21.30 WIB dilaksanakan pembukaan acara KPPM yang dihadiri oleh PD III Dr. Ir. Nasrez Akhir, MS didampingi oleh Kepala Jorong dan Perwakilan Bupati dari Badan Pemberdayaan Masyarakat. Hujan pun turun deras membasahi lapangan seiiring dengan pelaksanaan pembukaan acara KPPM itu. Siang harinya setelah hujan mulai reda kegiatan yang tidak kalah menariknya berupa penyuluhan tentang tanaman Kakao oleh dosen Faperta. Hal yang membuat kecewa para dosen adalah penyuluhan itu tidak dihadiri oleh masyarakat karena semua masyarakat sudah mempunyai kegiatan lain. Akhirnya para dosen memutuskan untuk berkunjung ke pabrik pengolahan kakao.
Malam harinya dilaksanakan acara untuk masing-masing HIMA yang dihadiri oleh dosen masing-masing jurusan dan senior. BDP dengan baju seragam warna merah dengan penuh teriakan mempersiapan diri untuk acara penampilan minat dan bakat malam minggu nantinya diikuti oleh TP, SOSEK, TANAH dan HPT. Teriakan mereka yang cukup heboh membuat suasana malam yang mendung yang menutupi lapangan perkemahan menjadi terang benderang seperti terangnya cahaya matahari.
Keesokan harinya, setelah mahsiswa melaksanakan senam pagi, mandi, dan lain-lain. Mereka langsung menuju lokasi penanaman kakao . Dari 400 batang bibit kakao yang tersedia, 250 batang ditanam oleh mahasiswa baru, untuk mahasiswi FAPERTA ditanam di jorong Sungai Janiah dan 150 batang ditanam di jorong Bungo Tanjuang oleh mahasiswa FAPERTA. Walaupun lokasi penanaman yang jauh dari perkemahan di jorong Bungo Tanjuang, dengan semangat tinggi para mahasiswa ini melewati persawahan, bukit-bukit dan jalan setapan untuk mencapai lokasi penanaman.
Siang harinya HIMAGRON dan HIMASEKTA melakukan penyuluhan ke lapangan dan HIMA yang lain melakukan kegiatan masing-masing juga.Penyuluhan ke lapangan yang dilakukan kedua HIMA tersebut dihadiri oleh kepala jorong Sungai janiah, Bungo tanjuang, bukik bio-bio dan kepala jorong lainnya. Kendala dari petani tanaman cokelat sendiri adalah serangan yang begitu dahsyat dari hama penggerek buah, ujar kepala jorong Lansano. Kami butuh pengetahuan untuk mengatasi hama penggerek buah tersebut dan mencari jalan agar biji cokelat tersebut terjual dengan harga yang tinggi ujar kepala jorong bukik bio-bio Bu Sri Sikumbang. Dengan banyak kendala yang dihadapi petani dalam bertanam cokelat di kecamatan Kampung dalam akibatnya hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan petani.Untuk ini diperlukan perhatian dari Dinas Pertanian untuk mengatasi kendala yang dihadapi petani agar perkebunan kakao ini hasilnya sesuai dengan yang mengharapkan. Kendala lain adalah harga jual biji cokelat yang terus menurun disebabkan karena pengolahan pasca panen yang tidak menghasilkan produk yang bermutu. Mahasiswa HIMASEKTA berkomentar untuk memperleh produk kakao yang bermutu perlu dilakukan proses fermentasi.
Penutupan
Malam harinya dilaksanakan malam keakraban berupa penampilan minat dan bakat dari masing-masing HIMA, seperti HPT membuat suasana semakin hidup dengan menampilkan drama ditambah dengan api unggun yang besar yang menerangi malam yang gelap dan mendung. GMIT menampilkan para banci kaleng, HIMASEKTA dengan cerita Malinkundang yang mendapat istri dari kerajaan, ternyata istrinya tersebut banci kaleng boo.. HIMAGRON menampilkan pertunjukkan magic yang membuat penonton terpaku melihatnya, ternyata pertunjukan magic tersebut hanya fiktif belaka. HIMATETA merupakan HIMA terakhir yang menunjukkan kebolehan mahasiswanya melalui tarian yang berasal dari Aceh sehingga penonton dan masyarakat yang belum kenal menjadi kenal dengan kesenian dari Aceh tersebut.
Penutupan di pagi hari disambut dengan keindahan matahari pagi yang menyinari lokasi perkemahan .Keindahan lain tampak pada mesjid yang merupakan mesjid pertama di nagari Sikucur Kampung dalam dengan umur kurang lebih 350 tahun yang terletak di seberang sungai. Tapi sayang jamaah mesjid sepi dari orang karena keterbatasan sarana dan prasarana untuk mencapai mesjid tersebut. Serunya lagi khutbah Jum’at di mesjid ini menggunakan bahasa Arab.
Salah seorang kru BEM yang kebetulan di lapangan menanyakan kepada camat tentang sulitnya sarana dan prasarana menuju lokasi .Menurut beliau rencana pembangunan jembatan sudah ada namun belum terealisasi .
Siang harinya penutupan KPPM berlangsung dengan dihadiri oleh PD III Dr. Ir. Nasrez Akhir, MS dan ditutup oleh Camat. Pada acara penutupan tersebut HIMAGRON terpilih sebagai HIMA terbaik selama pelaksanaan KPPM. Harapan PD III agar acara KPPM ini diadakan setiap tahun dan semakin baik dari tahun ke tahun karena kegiatan KPPM adalah salah satu pengabdian mahasiswa Pertanian kepada masyarakat. Dalam kegiatan yang juga merupakan bagian dari acara untuk menyemarakkan Ulang tahun UNAND yang ke-50 dengan motto MOMENT of CHANGE dilakukan penanaman 400 bibit kakao untuk kecamatan Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. ***Ma2d
KPPM ini diadakan setiap satu tahun sekali. Untuk tahun 2004 kemarin KPPM dilaksanakan di Batu Sangkar dan pada tahun 2005 dilaksanakan di Kecamatan Kampung dalam Padang Pariaman yang merupakan kota kelapa.
Selama 4 hari 3 malam acara ini dilaksanakan dan diikuti wajib oleh seluruh mahasiswa Fakultas Pertanian angkatan 2005. Acara KPPM ini dilepas dari Fakultas Pertanian oleh bapak Pembantu Dekan III Dr. Ir. H. Nasrez Akhir, MS dengan cuaca di hari kamis siang yang cerah seperti cerahnya wajah angkatan 2005 menyambut acara KPPM tersebut.
Acara pelepasan pun berakhir dengan bus Universitas Andalas pun satu per satu memasuki kawasan Fakultas Pertanian untuk mengantar mahasiswa ke lokasi perkemahan KPPM. Mahasiswa pun berlarian menghampiri bus untuk berebut tempat duduk dengan wajah ceria dan penuh semangat menuju lokasi KPPM. Dalam perjalanan bus berlomba-lomba untuk memperoleh tempat terdepan dengan disambut teriakan mahasiswa saat melewati bus yang dilaluinya.
Adzan magrib kami tiba di kecamatan Kampung Dalam untuk melakukan shalat magrib berjamaah, detik-detik bus mau berangkat terjadi masalah kecil di tempat lokasi yang membuat supir pun marah. ”Kenapa bapak harus menunggu?”, ujar salah seorang supir. Terjadi debat kusir antara panitia dan bapak supir tersebut tapi akhirnya dapat terselesaikan.
Setelah 15 menit menunggu, bus kembali berangkat ke lokasi dan tiba mahasiswa di lokasi pukul 21.00 WIB dengan wajah lelah dan perut yang lapar melilit setiap mahasiswa. Beberapa menit kemudian tibalah truk yang membawa tas mereka ke lokasi. Sebanyak 353 tas dan kotak-kotak yang berisi makanan di dalamnya diturunkan panitia dan kru BEM dari truk. Kali ini aku melihat mahasiswa cowok bawa hanger dan makanan cemilan dalam kotak TV. Ujar Achmad mahasiswa HPT ’03. Ini kemping atau mau pindahan? Kata beberapa panitia.
Waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB diiringi mata mengantuk tapi tidak bisa tidur karena perut lapar. Akhirnya dengan indomie ditambah nasi yang dimasak oleh panitia konsumsi dapat menghilangkan rasa lapar di malam yang dingin untuk sesaat. Panitia dan seluruh mahasiswa tertidur lelap setelah perut terisi. Suara adzan subuh nan indah membangunkan kami semua dan shalat berjamaah di tengah lapangan. Pagi harinya dengan suara kicauan burung menyambut datangnya pagi, mahasiswa mandi di sungai yang jernih. ”Segar betul, airnya dingin”ujar Gubernur BEM.
Pukul 21.30 WIB dilaksanakan pembukaan acara KPPM yang dihadiri oleh PD III Dr. Ir. Nasrez Akhir, MS didampingi oleh Kepala Jorong dan Perwakilan Bupati dari Badan Pemberdayaan Masyarakat. Hujan pun turun deras membasahi lapangan seiiring dengan pelaksanaan pembukaan acara KPPM itu. Siang harinya setelah hujan mulai reda kegiatan yang tidak kalah menariknya berupa penyuluhan tentang tanaman Kakao oleh dosen Faperta. Hal yang membuat kecewa para dosen adalah penyuluhan itu tidak dihadiri oleh masyarakat karena semua masyarakat sudah mempunyai kegiatan lain. Akhirnya para dosen memutuskan untuk berkunjung ke pabrik pengolahan kakao.
Malam harinya dilaksanakan acara untuk masing-masing HIMA yang dihadiri oleh dosen masing-masing jurusan dan senior. BDP dengan baju seragam warna merah dengan penuh teriakan mempersiapan diri untuk acara penampilan minat dan bakat malam minggu nantinya diikuti oleh TP, SOSEK, TANAH dan HPT. Teriakan mereka yang cukup heboh membuat suasana malam yang mendung yang menutupi lapangan perkemahan menjadi terang benderang seperti terangnya cahaya matahari.
Keesokan harinya, setelah mahsiswa melaksanakan senam pagi, mandi, dan lain-lain. Mereka langsung menuju lokasi penanaman kakao . Dari 400 batang bibit kakao yang tersedia, 250 batang ditanam oleh mahasiswa baru, untuk mahasiswi FAPERTA ditanam di jorong Sungai Janiah dan 150 batang ditanam di jorong Bungo Tanjuang oleh mahasiswa FAPERTA. Walaupun lokasi penanaman yang jauh dari perkemahan di jorong Bungo Tanjuang, dengan semangat tinggi para mahasiswa ini melewati persawahan, bukit-bukit dan jalan setapan untuk mencapai lokasi penanaman.
Siang harinya HIMAGRON dan HIMASEKTA melakukan penyuluhan ke lapangan dan HIMA yang lain melakukan kegiatan masing-masing juga.Penyuluhan ke lapangan yang dilakukan kedua HIMA tersebut dihadiri oleh kepala jorong Sungai janiah, Bungo tanjuang, bukik bio-bio dan kepala jorong lainnya. Kendala dari petani tanaman cokelat sendiri adalah serangan yang begitu dahsyat dari hama penggerek buah, ujar kepala jorong Lansano. Kami butuh pengetahuan untuk mengatasi hama penggerek buah tersebut dan mencari jalan agar biji cokelat tersebut terjual dengan harga yang tinggi ujar kepala jorong bukik bio-bio Bu Sri Sikumbang. Dengan banyak kendala yang dihadapi petani dalam bertanam cokelat di kecamatan Kampung dalam akibatnya hasil tidak sesuai dengan yang diharapkan petani.Untuk ini diperlukan perhatian dari Dinas Pertanian untuk mengatasi kendala yang dihadapi petani agar perkebunan kakao ini hasilnya sesuai dengan yang mengharapkan. Kendala lain adalah harga jual biji cokelat yang terus menurun disebabkan karena pengolahan pasca panen yang tidak menghasilkan produk yang bermutu. Mahasiswa HIMASEKTA berkomentar untuk memperleh produk kakao yang bermutu perlu dilakukan proses fermentasi.
Penutupan
Malam harinya dilaksanakan malam keakraban berupa penampilan minat dan bakat dari masing-masing HIMA, seperti HPT membuat suasana semakin hidup dengan menampilkan drama ditambah dengan api unggun yang besar yang menerangi malam yang gelap dan mendung. GMIT menampilkan para banci kaleng, HIMASEKTA dengan cerita Malinkundang yang mendapat istri dari kerajaan, ternyata istrinya tersebut banci kaleng boo.. HIMAGRON menampilkan pertunjukkan magic yang membuat penonton terpaku melihatnya, ternyata pertunjukan magic tersebut hanya fiktif belaka. HIMATETA merupakan HIMA terakhir yang menunjukkan kebolehan mahasiswanya melalui tarian yang berasal dari Aceh sehingga penonton dan masyarakat yang belum kenal menjadi kenal dengan kesenian dari Aceh tersebut.
Penutupan di pagi hari disambut dengan keindahan matahari pagi yang menyinari lokasi perkemahan .Keindahan lain tampak pada mesjid yang merupakan mesjid pertama di nagari Sikucur Kampung dalam dengan umur kurang lebih 350 tahun yang terletak di seberang sungai. Tapi sayang jamaah mesjid sepi dari orang karena keterbatasan sarana dan prasarana untuk mencapai mesjid tersebut. Serunya lagi khutbah Jum’at di mesjid ini menggunakan bahasa Arab.
Salah seorang kru BEM yang kebetulan di lapangan menanyakan kepada camat tentang sulitnya sarana dan prasarana menuju lokasi .Menurut beliau rencana pembangunan jembatan sudah ada namun belum terealisasi .
Siang harinya penutupan KPPM berlangsung dengan dihadiri oleh PD III Dr. Ir. Nasrez Akhir, MS dan ditutup oleh Camat. Pada acara penutupan tersebut HIMAGRON terpilih sebagai HIMA terbaik selama pelaksanaan KPPM. Harapan PD III agar acara KPPM ini diadakan setiap tahun dan semakin baik dari tahun ke tahun karena kegiatan KPPM adalah salah satu pengabdian mahasiswa Pertanian kepada masyarakat. Dalam kegiatan yang juga merupakan bagian dari acara untuk menyemarakkan Ulang tahun UNAND yang ke-50 dengan motto MOMENT of CHANGE dilakukan penanaman 400 bibit kakao untuk kecamatan Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman. ***Ma2d